October 21, 2008

the second rain

i was smiling and walk away
from a dusty hot rail road,
while the wind symphony end up
in a hand of a blind and deaf conductor.

and a handful girl comes silently
with a bucket of pouring water
flies above the wreck roofs.

October 11, 2008

INSOMNIA DAN SECANGKIR TEH

Jangan lupa, kau pernah menuliskan sepetak lubang yang digenangi bah di jalan depan, tepat di saat aku ingin berhenti menghitung partikel-partikel udara. Kemudian, kau juga langsung menimpali dengan menenggelamkan burung hantu pada kelangkang laut yang ada di bawah gubuk reot di bawah pohon yang tak lagi didauni matahari dan napas.


Tapi, bahwa aku sudah tidak lagi memiliki peri-peri yang senantiasa bersemayam dalam bantal dan guling di atas bongkahan kapuk itu, adalah kejujuran seorang penyebar berita atau penceramah. “Aku tidak percaya!”, begitu katamu. “Aku mencium bau bangkai di atas altar persembahan dan tempat mereka menyampaikan berita”.


Aku mengerti bahwa yang kau maksud adalah kambing-kambing penggembala yang dibiarkan menjadi liar di padang yang penuh dengan ranjau-ranjau serupa apel yang nyala merah. Lalu, aku juga paham tentang kuda yang berlarian meneriakan rasa bebas tak lagi bahwa bahwa pancang rantai itu selalu ada di kaki-kakinya, “dia tidak pernah berkenalan dengan merdeka atau yang dibilang pengembala, penyelamat, penununtun atau apalah itu namanya…”


Hujan tiga hari lalu juga tak akam mampu menumbuhkan sekam yang kutaman di atas kepala boneka bersayap, begitu katamu. Aku segera pergi sembari menari dan meninggalkan aku dengan teh dalam cangkir berwarna legam, “Aku tidak akan pernah tidur hingga aku bertemu denganmu kembali…”



Gresik, 10 October 2008, 9:53:23 PM

October 9, 2008

"Para Pewaris Cinta" a book cover



cover buku kumpulan puisi yang saya buat untuk kampus. Kumpulan puisi ini diterbitkan secara terbatas dan berisi karya-karya dari teman-teman yang mengambil mata kuliah penulisan kreatif. Ini ada project akhir dari mata kuliah tersebut.

sekedar menulis saja

Saya tidak tahu apakah ini memang sudah saatnya bagi saya untuk menekuni kembali hobi menulis yang sempat terlupakan. Entah ada hubungannya atau tidak, hujan semalam (untuk pertama kalinya setelah sekian lama tidak ada hujan di Surabaya) membuat saya merasa senang dan ter-stimulus untuk menulis lagi.

Mungkin alasan yang paling mendasar kenapa saya berhenti menulis adalah satu fakta bahwa saya masih belum bisa untuk memecah konsentrasi, banyak hal yang terjadi akhir-akhir ini dalam hidup saya, entah itu yang baik ataupun yang buruk. Bukannya saya mencari-cari alasan, hanya saja, sepertinya saya perlu waktu untuk berpikir, mengedapkan dan kemudian menuliskannya pada saat yang tepat. Seperti janin yang juga perlu waktu untuk kemudian lahir menjadi bayi dan tumbuh berkembang menjadi pribadi-pribadi yang original dan otentik, itulah yang saya inginkan dalam setiap tulisan saya. Meskipun, kadang saya merasa malas melepaskannya karena banyak di dalam tulisannya saya, masih sangat mencerminkan pribadi saya dan orang di sekitar saya.

Dan tulisan pendek ini adalah langkah awal saya untuk kembali menekuni hobi menulis ini karena suatau saat nanti, saya ingin mewujudkan mimpi untuk menerbitka tulisan-tulisan saya.